Membangun kemelekatan sesungguhnya menjauhkan pada kesenangan dan kedamaian yang paling sempurna. Kemelekatan diawali dengan perasaan cinta yang sarat akan candu dan perasaan tidak puas. Sang Budha menyatakan tiga racun yang menjadi sumber penderitaan kehidupan umat manusia adalah Kebencian, Keserakahan, dan Kebodohan. Kemelekatan mungkin mengandung tiga racun tersebut. Ia menimbulkan kebencian terhadap kekurangan atau kesalahan, mewujudkan keserakaan untuk memiliki seluruhnya dan mendesak kesempurnaan, serta kemelekatan menciptakan kebodohan yang sulit untuk dipulihkan. Bertahun-tahun lamanya, perasaan cinta menjadi tidak adil. Perasaan yang menjadi dasar kemelekatan tidak lagi berakar pada empati. Kedua hal diantara kemelekatan itu menjadi saling menyerang, tidak mau kalah, ingin saling sempurna dan ingin selalu benar. Kesabaran tidak pernah ada dalam kemelekatan. Ia tidak mau mengerti, tidak mau mengasihi. Mundur tidak bisa, maju semakin terluka. Kemudian menyadari jika asal dari kemelekatan itu sebaris ungkapan indah seperti “Sudah berapa laki-laki yang bilang kau cantik? Cantik itu bahasa jawanya rahayu/rahajeng, rahayu berarti selamat, jadi cantik itu menyelamatkan. Menyelamatkan martabat keluarga dan suami. Catat ya” ternyata hanya loncatan menuju pada kesengsaraan. Hukuman yang sempurna. Sempurna sakitnya, sempurna penderitaannya.